Cari tahu, 5 Faktor Melemahnya Rupiah
KIMKKJ.or.id - Akhir-akhir ini pertumbuhan perekonomian Indonesia semakin mengalami guncangan.
Mata uang Indonesia semakin lemah terhadap dolar Amerika dan hal ini menyebabkan harga-harga barang kebutuhan menjadi naik namun tak diimbangi dengan adanya gaji yang cukup dari pemerintah untuk para pegawai.
Selain berimbas pada kebutuhan pokok, harga transportasi pun akan semakin melonjak. Strategi investasi yang dilakukan oleh masyarakat juga akan terpengaruh dengan melemahnya rupiah ini karena beberapa instrumen investasi sangat ditentukan oleh nilai mata uang rupiah.
Meskipun kadang rupiah bisa menguat, namun hal ini belum berbanding lurus dengan dolar yang terus menekan rupiah. Bila hal ini terus terjadi, maka hanya tinggal menunggu waktu saja rupiah akan tergerus dengan dolar yang semakin menguat.
Meskipun pertumbuhan bisnis di Indonesia semakin meningkat, namun hal itu masih belum bisa membantu perekonomian membaik. Setidakinya ada beberapa faktor yang membuat nilai rupiah semakin melemah terhadap dolar sebagai berikut:
5 Faktor Melemahnya Rupiah
1. Perekonomian di Amerika semakin meningkat
Faktor melemahnya rupiah yang pertama karena dipengaruhi oleh peningkatan perekonomian dollar di AS.
Guna memulihkan kondisi perekonomian di Amerika Serikat setelah terjadinya krisis di tahun 2008, membuat bank sentral di Amerika yaitu The Fed mempunyai rencana untuk melakukan sebuah sistem yang disebut dengan tappering off atau adanya pengurangan quantitative easing yang sering disebut sebagai stimulus ekonomi.
Rencana ini dilakukan di tahun 2013 untuk membuat dolar Amerika semakin menguat di kancah global sehingga suplai uang dolar pun akan berkurang.
Dampak yang berbanding terbalik justru dialami oleh Indonesia sebagai negara berkembang karena Indonesia mudah sekali terdepresiasi akibat pengaruh mata uang asing yang terus menekannya.
Apalagi rupiah memiliki karakter tersendiri yaitu soft currency yang artinya rupiah sangat sensitif dengan perekonomian internasional. Adanya ketidakstabilan dalam perekonomian maupun krisis finansial akan sangat melemahkan mata uang rupiah.
2. Terus tertekan oleh The Fed
Ketika The Fed sebagai bank sentral di Amerika Serikat memiliki rencana guna memotong dan membatasi pembelian obligasi pada tahun 2013 silam, nilai tukar dari rupiah serta IHSG yang sering disebut dengan indeks saham gabungan saling berfluktuasi sangat tajam.
Hal ini bisa mempengaruhi kondisi perekonomian di Amerika sebagai pemulihan yang nantinya akan mengganggu lalu lintas jalur keuangan dunia. Akibatnya, rupiah pun akan terus merosot jauh dengan peningkatan yang tak seberapa.
3. Komoditas ekspor di Indonesia harganya menurun atau bahkan anjlok
Menurunnya permintaan ekspor barang dari berbagai belahan dunia akan menyebabkan perekonomian di indonesia menjadi terganggu.
Arti singkatnya adalah bila ekspor menurun, maka rupiah akan melemah. Hal yang seharusnya terjadi adalah bila pemerintah ingin agar rupiah membaik, maka permintaan ekspor harus bertambah.
Anjloknya permintaan barang ekspor, maka neraca perdangan pun akan semakin memburuk.
4. Impor barang yang tinggi
Merosotnya ekspor di Indonesia tidak berbanding dengan permintaan impor barang-barang luar negeri yang semakin meningkat. ini merupakan kesalahan dari masyarakat sendiri yang lebih memuja-muja barang buatan luar negeri dibandingkan dengan buatan dalam negeri.
Padahal kualitas barang dalam negeri tak kalah dengan buatan luar apalagi tak sedikit produsen luar negeri yang membuat barang-barangnya menggunakan bahan dari dalam negeri.
Bila impor terus meningkat maka kondisi perekonomian akan melemah dan nilai tukar rupiah terus merosot. Jika hal ini terjadi, maka masyarakat seringkali mengeluh dan menyalahkan pemerintah karena kondisi keuangan di Indonesia mengalami guncangan namun mereka tetap mengonsumsi barang buatan luar negeri.
Bahkan menurut penelitian, konsumsi inpor barang buatan luar negeri semakin meningkat selama enam tahun belakangan ini dan membuat neraca keuangan dalam negeri terus tertekan.
5. Adanya faktor eksternal lainnya
Setelah Presiden Joko Widodo membuka Munas yang ke sembilan Majelis Utama, beliau menjelaskan bahwa ada beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi kondisi lemahnya rupiah seperti depresiasi mata uang Yuan di Tiongkok, kenaikan suku bunga di Amerika dan krisis finansial di Yunani menyebabkan rupiah turut terguncang.
Jika hal itu terus terjadi, maka sebaiknya putarlah otak dua kali untuk memilih jenis strategi investasi yang lebih baik sehingga nilai finansial Anda tak lagi terpengaruh dengan adanya pelemahan rupiah sehingga dana tetap aman dan berfungsi untuk kebutuhan masa depan.
Nah, itulah 5 faktor melemahnya rupiah. Bagaimana menurut Anda?
Post a Comment